Tank-tank Israel Minggu malam untuk pertama kalinya setelah tahun 2002 menyerang Kamp Jenin di utara Tepi Barat Sungai Jordan. Menurut laporan Parstoday, Perdana Menteri Israel Benjamin Nentayahu hari Minggu dalam sebuah konferensi pers di acara wisuda taruna rezim ini di kota Holon di dekat Tel Aviv mengatakan bahwa militer rezim Zionis akan melanjutkan perang di Tepi Barat dan wilayah Lebanon.
Sejak 21 Januari 2025, tentara Israel telah memperluas operasi militernya yang disebut "Tembok Besi" di kota-kota dan kamp-kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat utara, khususnya di provinsi Jenin, Tulkarm, dan Tubas.
Pejabat Palestina juga memperingatkan bahwa operasi itu adalah bagian dari rencana kabinet Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat dan mendeklarasikan kedaulatan atasnya.
Sementara itu, Menteri Perang Israel Yisrael Katz menyatakan bahwa pasukan rezim ini akan tetap berada di Jabal al-Sheikh dan zona penyangga dengan Suriah untuk jangka waktu yang tidak terbatas, seraya menambahkan: "Kami tidak akan mengizinkan penduduk Tepi Barat kembali ke kamp-kamp yang telah kami masuki di Tepi Barat." Menteri Perang Israel menambahkan: "Perang tidak akan berakhir kecuali dengan dua tujuan: Pembebasan semua tawanan kami dan berakhirnya kekuasaan Hamas di Gaza."
Netanyahu Menentang Rekomendasi Badan Keamanan untuk Membebaskan Tahanan Palestina
Kantor berita Amerika Axios melaporkan pada hari Minggu, mengutip beberapa pejabat Israel, bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunda pembebasan 600 tahanan Palestina meskipun ada saran dari kepala badan keamanan.
Laman kantor berita tersebut mencatat bahwa kepala badan keamanan Israel telah menyarankan Netanyahu untuk melakukan segala upaya untuk menyelesaikan negosiasi pada tahap kedua perjanjian gencatan senjata atau memperpanjang tahap pertama.
Sementara gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara perlawanan dan rezim Zionis seharusnya membebaskan lebih dari 600 tahanan Palestina dari penjara rezim Zionis pada hari Sabtu dengan imbalan penyerahan 6 tahanan Israel, rezim tersebut masih melanggar kesepakatan ini dan tidak bersedia membebaskan tawanan Palestina.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan ketidaksenangannya pada hari Minggu atas cara penyerahan tahanan Israel, dengan mengklaim bahwa Hamas telah dengan sengaja mencoreng martabat mereka dan menggunakan mereka untuk tujuan propaganda dan politik.
Sementara itu, Basem Naim, seorang pemimpin Hamas, mengatakan kepada Reuters: "Sebelum pembebasan tahanan Palestina, yang telah disepakati sebagai imbalan atas pembebasan enam tahanan Zionis, Hamas tidak akan mengadakan pembicaraan apa pun dengan musuh melalui mediator tentang langkah selanjutnya dalam perjanjian gencatan senjata kecuali tahanan Palestina dibebaskan." (MF)
